BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pelatihan dan Pengembangan Karyawan
2.1.1 Definisi Pelatihan dan Pengembangan
2.1.1.1 Definisi Pelatihan
1. Willian G. Scott
“Training in the behavioral is an activity of line and
staff which he has its goal executive developement to achieve greater
individual job effectiveness, improved interpersonal relationships in the
organization, and ennhanced executive adjustment to the context of his total
environment”.
Pelatihan
dalam ilmu pengetahuan perilaku adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan pemimpin
untuk mencapai efektivitas pekerjaan perorangan yang lebih besar, hubungan
antara pribadi dalam dalam organisasi yang lebih baik dan menyesuaikan pemimpin
kepada konteks seluruh lingkungannya.
2. John H. Proctor and william M.
Thronton
“Trainning is the intentional act of providing means
for learning to take place.”
Pelatihan
adalah tindakan yang disengaja memberikan alat agar pembelajaran dapat
dilaksanakan.
3.
Andrew
E. Sikula
“Training is shot-term educational process utilizing a
systematic and organized procedure by which non managerial personnal learn
tecnical knowledge and skills for definite purpose”
Pelatihan
adalah suatu proses pendidikan jangka pendek memanfaatkan prosedur yang
sistematis dan terorganisir, di mana personal non manajerial mempelajari
kemampuan dan pengetahuan teknis untuk tujuan tertentu
4. Keith Davis and William B. Werther,Jr
“Training prepares people to do their present job and
development prepares employees needed knowledge, skill and attitude”
Pelatihan
adalah mempersiapkan orang untuk melakukan pekerjaan mereka sekarang dan
pengembangan mempersiapkan pagawai yang membutuhkan pengetahuan, keterampilan
dan sikap.
5. Edwin B. Flippo
Pelatihan
adalah proses membantu pegawai memperoleh efektivitas dalam pekerjaan sekarang
atau yang akan datang melalui pengembangan kebiasaan, fikiran, dan tindakan,
kecelakan, pengetahuan dan sikap
6. Intruksi Presiden No. 15
tahun 1974
Pelatihan
adalah bagian dari pendidikan menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan
meningkatkan ketrampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat dan
dengan metode yang lebih mengutamakan praktik dari pada teori.
7. SK Menpan No.
01/kep/M.Pan/2001
Di lingkungan PNS, yang dimaksud pelatihan adalah proses pembelajaran
yang lebih menekankan pada praktek daripada teori yang dilakukan seseorang atau
kelompok dengan menggunakan pendekatan pelatihan untuk orang dewasa dan
bertujuan meningkatkan dalam satu atau berbagai jenis kerampilan.
Dari berbagai pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
pelatihan adalah suatu kegiatan mempelajari kemampuan dan pengetahuan dalam
bidang tertentu yang dengan sengaja diberikan melalui prosedur sistematis dan
terorganisir untuk mencapai kerja yang efektif.
2.1.2.1 Definisi Pengembangan
1. Menurut H.Malayu.S.P
Hasibuan:
Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis,
teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau
jabatan melalui pendidikan dan pelatihan.
2.
Menurut
Andrew F. Sikula dalam buku Hasibuan (2009)
“Development,
in reference to staffing and personnel matters, is a long term educational
process utilizing a systematic and organized procedured by which managerial
personnel learn conceptual and theoritical knowledge for general purposes.”
Pengembangan
yang mengacu pada masalah staf dan personil adalah suatu proses pendidikan
jangka panjang menggunakan suatu prosedur yang sistematis dan terorganisasi
sehingga manajer belajar pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan umum.
Dari dua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengembangan
adalah suatu usaha yang sistematis dan terorganisir yang dilakukan oleh
perusahaan untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral
karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan.
2.1.3.1 Persamaan dan Perbedaan Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan
dan pengembangan, keduanya memberi pengajaran dalam penambahan pengetahuan,
keterampilan dan perubahan sikap. Berdasarkan beberapa pengertian pelatihan dan
pengembangan tersebut, berikut ini perbedaan antara pengertian pelatihan dengan
pengembangan.
1.
Pelatihan bertujuan
mempersiapkan karyawan yang akan segera diberi tugas mengerjakan pekerjaan yang
telah ada dalam lembaga ( proses pendidikan jangka pendek )
2.
Pengembangan diperlukan
untuk mempersiapkan karyawan mengerjakan pekerjaan di masa yang akan datang (
proses pendididkan jangka panjang)
DIMENSI BELAJAR
|
PELATIHAN
|
PENGEMBANGAN
|
Siapa
|
Non
pimpinan
|
Pimpinan
|
Apa
|
Keterampilan
Teknis
|
Kemampuan
teori dan konsepsi
|
Mengapa
|
Tujuan
khusus berhubungan jabatan
|
Tujuan
Umum
|
Waktu
|
Jangka
pendek
|
Jangka
panjang
|
Tabel 1. Perbedaan
pelatihan dengan pengembangan berdasarkan dimensi belajar
Robert L. Kalts, Mengutarakan perbedaan antara pelatihan dan
pengembangan terletak pada bobot materi program. Berdasarkan asumsi, bahwa
dalam organisai terdapat tiga kemampuan yang harus dimiliki karyawan, yaitu
kemampuan teknis, kemampuan untuk melakukan interaksi dengan orang lain, dan
kemampuan teori atau konsepsi. Dengan demikian dalam setiap program pelatihan
dan pengembangan, materi yang diberikan akan meliputi ketiga kemampuan dengan
tingkat intensitas bobot berbeda.
2.1.4 Tujuan dan Manfaat Pelatihan dan
Pengembangan
Tujuan umum pelatihan dan pengembangan, harus diarahkan untuk
meningkatkan produktifitas organisasi. Tujuan pelatihan dan pengembangan
merupakan langkah untuk meningkatkan produktivitas organisasi melalui berbagai
kegiatan antara lain:
1.
Mengembangkan pengetahuan,
sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional.
2.
Mengembangkan keterampilan
atau keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan lebih cepat dan efektif.
2.1.4.1 Tujuan pelatihan :
1.
Untuk meningkatkan
keterampilan para karyawan sesuai dengan perubahan teknologi.
2.
Untuk meningkatkan
produktivitas kerja organisasi.
3.
Untuk mengurangi waktu
belajar bagi karyawan baru agar menjadi kompeten.
4.
Untuk membantu masalah
operasional.
5.
Memberi wawasan kepada
para karyawan untuk lebih mengenal
organisasinya.
6.
Meningkatkan kemampuan
peserta latihan mengerjakan tugasnya yang sekarang.
7.
Kemampuan menumbuhkan
sikap empati dan melihat sesuatu dari “kacamata” orang lain.
8.
Meningkatkan kemampuan
menginterpretasikan data dan daya nalar para karyawan.
9.
Meningkatkan kemampuan dan
keterampilan para karyawan dalam menganalisis suatu permasalahan serta
pengambilan keputusan.
2.1.4.2 Tujuan pengembangan :
1.
Mewujudkan hubungan yang
serasi antara atasan dan bawahan.
2.
Menyiapkan para manajer
yang berkompeten untuk lebih cepat masuk ke tingkat senior (promosi jabatan).
3.
Untuk membantu mengisi
lowongan jabatan tertentu.
4.
Meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga
kerja dalam organisasi dengan komitmen organisasional yang lebih tinggi.
5.
Mendorong sikap
keterbukaan manajemen melalui gaya manajerial yang partisipatif.
6.
Meningkatkan kepuasan
kerja.
7.
Memperlancar jalannya
komunikasi yang efektif yang dapat memperlancar proses perumusan kebijakan
organisasi dan operasionalnya.
8.
Mengembangkan atau merubah
sikap, sehingga menimbulkan kemauan kerja sama dengan sesama karyawan dan
manajemen ( pimpinan ).
2.1.4.3 Manfaat Pelatihan dan Pengembangan
Adapun
manfaat dari pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia dapat dilihat dalam
dua sisi diantaranya:
a)
Dari sisi individu pegawai:
1.
Menambah pengetahuan terutama penemuan terakhir dalam bidang
ilmu pengetahuan yang bersangkutan, misalnya prinsip dan filsafat manajemen
yang terbaik dan terakhir.
2.
Menambah dan memperbaiki keahlian dalam bidang tertentu
sekaligus memperbaiki cara pelaksanaan yang lama.
3.
Merubah sikap.
4.
Memperbaiki atau menambah imbalan atau balas jasa yang
diperoleh dari organisasi tempat bekerja.
b)
Dari sisi organisasi:
1.
Menaikkan produktivitas pegawai.
2.
Menurunkan biaya.
3.
Mengurangi turn over
pegawai.
4.
Kemungkinan memperoleh keuntungan yang lebih besar, karena
direalisirnya kedua manfaat tersebut terlebih dahulu.
2.1.5 Proses Pelatihan dan Pengembangan
2.1.5.1 Proses Pelatihan
Pelatihan merupakan sebuah proses dimana orang mendapatkan kapabilitas
untuk membantu pencapaian tujuan organisasional. Pelatihan memberikan
pengetahuan, keterampilan serta mengubah sikap yang spesifik dan dapat
diidentifikasi untuk digunakan dalam pekerjaan mereka dalam organisasi
(Mathis-Jackson:2006). Dengan adanya pengetahuan dan ketrampilan diharapkan
agar seseorang dapat melakukan pekerjaan atau tugas yang menjadi tanggung
jawabnya dengan menggunakan sumber daya yang maksimal untuk mencapai hasil yang
diinginkan sesuai waktu yang ditentukan dalam organisasi.
Program pelatihan harus mencakup sebuah pengalaman belajar dan
merupakan kegiatan organisasional yang dirancang dan dirumuskan sebagai
rancangan organisasi yang efektif terdiri dari 3 faktor utama, yaitu tahap
identifikasi kebutuhan pelatihan, tahap pelaksanaan pelatihan dan tahap
evaluasi pelatihan.
Terdapat
empat tahap pada proses pelatihan yaitu; penilaian, perancangan, penyampaian,
dan evaluasi. Penggunaan dari proses tersebut akan mengurangi terjadinya
usaha-usaha pelatihan yang tidak terencana, tidak terkoordinasi, dan
serampangan. (Mathis, 2006).
Gambar 1. Proses Pelatihan
Berikut penjelasan dari gambar di atas:
1. Proses pelatihan yang pertama adalah penilaian
yang terdiri dari analisis kebutuhan pelatihan serta identifikasi tujuan dan
kriteria pelatihan. Penilaian dilakukan di awal sebelum melakukan pelatihan
untuk mencari atau mengidentifikasi kemampuan apa yang diperlukan karyawan
dalam rangka menunjang kebutuhan organisai. Setelah mengidentifikasi pelatihan
apa saja yang diperlukan karyawan, selanjutnya adalah menetukan tujuan dari
setiap pelatihan yang akan dilakukan.
2.
Setelah
melakukan penilaian, proses pelatihan yang kedua adalah perancangan yang
terdiri dari pemilihan metode pelatihan dan isi pelatihan. Pada tahap ini
menentukan metode dan isi pelatihan seperti apa yang akan diadakan dan disesuaikan dengan analisis penilaian
kebutuhan.
3.
Selanjutnya
proses yang ketiga adalah penyampaian yang terdiri dari jadwal, pelaksanaan dan
pemantauan pelatihan. Tahap ini merupakan rangkaian kegiatan pelaksanaan
program pelatihan yang sesuai dengan hasil perancangan dan ada pemantauan
terhadap jalannya pelatihan.
4.
Proses
pelatihan yang terakhir adalah evaluasi yaitu mengukur hasil pelatihan dan
membandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Apakah pelatihan berjalan
dengan sukses dan sesuai tujuan yang ingin dicapai atau tidak.
2.1.5.2 Proses Pengembangan
Di bawah ini merupakan gambar yang menunjukkan
pengembangan
Gambar 2. Proses dan Pengembangan SDM (Robert L.Mathis dan John H.
Jackson (2002)
Berikut merupakan penjelasan
dari gambar di atas:
1.
Perencanaan Sumber Daya
Manusia
Pengembangan
dimulai dengan membuat rencana SDM organisasi karena rencana ini menganalisis,
meramalkan dan menyebutkan kebutuhan organisasional, sumber daya manusia pada
saat ini dan pada masa yang akan datang.
2.
Kemampuan dan Kapasitas
yang Diperlukan untuk Menjalankan Rencana
Setelah merencanakan SDM, sebuah
organisasi kemudian menentukan kemampuan serta kapasitas yang dibutuhkan untuk
setiap jabatan baik pada tingkat fungsional maupun manajerial. Kemampuan yang
diharapkan dapat berupa hard competencies
maupun soft competencies sesuai
dengan standar kompetensi jabatan yang ada di organisasi tersebut. Kemampuan
dan kapasitas diperlukan dalam menjalankan rencana pengembangan SDM terutama
dalam pengambilan keputusan yang berkualitas, syarat dengan nilai etika,
ketrampilan teknis dan lain-lain.
3.
Perencanaan Suksesi
Dalam
tahap ini, organisasi menentukan rencana penggantian jabatan, baik jangka
pendek maupun jangka panjang, karena adanya kemungkinan pensiun, rotasi,
promosi, keluar, meninggal, dan sebagainya.
4. Penilaian Kebutuhan Pengembangan
Dalam
tahap ini, organisasi dapat melakukannya melalui Training need assessment
(TNA)
5.
Perencanaan Pengembangan
Melakukan rencana pengembangan baik pengembangan secara organisasional
maupun pengembangan terhadap SDM secara individual. Hal ini akan berjalan
dengan baik setelah kita menganalisa kebutuhan apa saja untuk melakukan
pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia.
6.
Metode Pengembangan
Pada dasarnya ada 2 pendekatan untuk mengembangkan SDM yaitu
pengembangan pada pekerjaan (on-the-job development) dan pengembangan di
luar pekerjaan (off-the-job
development).
7. Evaluasi
Keberhasilan Pengembangan
Pada tahap ini perusahaan mengevaluasi program pengembangan SDM yang
telah dilaksanakan. Hasil penilaian program pengembangan SDM akan menjadi suatu
acuan di masa yang akan datang agar perusahaan senantiasa mengalami peningkatan
dalam kinerjanya.
2.5 Belajar dan Motivasi dalam Pelatihan dan
Pengembangan
2.5.1
Belajar (Learning)
Seberapa
jauh para peserta mempelajari fakta – fakta dan prinsip –prinsip, serta pendekatan – pendekatan
yang terdapat dalam pelatihan ?
Informasi
yang ingin diperoleh dari jenis evaluasi ini adalah mengetahui sebrapa jauh
para peserta menguasai konsep-konsep, pengetahuan, dan ketrampilan yang
diberikan selama pelatihan, biasa dilakukan dengan tes tulis, performansi,
serta simulasi. Hal ini masuk dalam Tipe-tipe Kriteria
Efektivitas Program Pelatihan
2.5.2
Motivasi
Motivation. dalam pelatihan ini sangat perlu sebab pada dasarnya
motif yang mendorong karyawan untuk menjalankan pelatihan tidak berbeda dengan
motif yang mendorongnya untuk mwlakukan tugas pekerjaannya. Hal ini masuk dalam
faktor yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pelatihan menurut Dole Yoder
(dalam As’ad, 1998:67-70) agar pelatihan dan pengembangan dapat berhasil dengan
baik.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
v Pelatihan adalah upaya untuk
mengembangkan pemahaman, pengetahuan dan keterampilan. Diberikan secara
instruksional baik In-door maupun Out-door Obyeknya seseorang atau sekelompok
orang. Sasarannya untuk memberikan pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan
kepada karyawan sesuai dengan kebutuhannya. Prosesnya mempelajari dan
mempraktekkan dengan menuruti prosedur sehingga menjadi kebiasaan.
Hasilnya terlihat dengan adanya perubahan, tepatnya perbaikan cara kerja di
tempat kerja. Pelatihan yang tepat akan memberikan keuntungan tidak hanya bagi
perusahaan tetapi juga bagi karyawan, oleh karena itu ketepatan mendesign
pelatihan menjadi sangat penting.
DAFTAR PUSTAKA
Hani Handoko. 1987,. Manajemen Personalia dan
Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua : Yogyakarta.
terima kasih atas sharingnya, pelatihan karyawan memang sangat diperlukan dalam sebuah perusahaan
BalasHapusApakah rolling position juga termasuk dalam program pengembangan SDM ya Lur?
BalasHapus